Kamis, 24 Februari 2011

Suatu hari di Bimbel XII IPS

Sabtu, 28 Nopember 2010

Hari ini jam bimbel saya pakai untuk melanjutkan ujian praktik akuntansi. Gusti Alloh, sudah seminggu anak-anak ujian praktik ga selesai-selesai. Susah kali ya.
Sambil memperhatikan anak-anak yang kebingungan mendapatkan kenyataan Neraca Saldonya tidak balance, saya sembari membuat perangkat pembelajaran. Terlihat, sesekali anak-anak tertawa miris melihat angka-angka tak nyata yang menyusahkan, atau mereka sedikit bernyanyi-nyanyi melepas ketegangan.
Dasar bocah. Tetapi memang, gaya belajar semua anak bisa jadi berbeda, dan sulit untuk kita menyamakan perbedaan seperti itu. Karena tidak penting untuk disamakan, maka saya berupaya menerima mereka apa adanya.
Langkah awal, hari ini saya menetapkan bahwa kertas kerja harus selesai. Keluhan langsung susul menyusul. Padahal diambil saja belum lembar praktik mereka di meja saya. Setelah menyiapkan alat tulis dan menyimpan buku catatan mereka, satu persatu mulai mengambil lembar praktik dan melanjutkan pekerjaan mereka.
Beberapa anak sudah menyelesaikan buku besar. Ada yang bahkan hari ini mulai masuk kertas kerja. Yang parah, ada yang masih mengerjakan jurnal khusus.
Sudah hampir 2 jam. Mangesti sudah mulai teriak. Lagu dong laguuuuu... Justien Bieber... setres tau...Restii.. Justien Biebier. Ayo dong HP nya yang ada Justien Biebernya ... Pliiiis... suaranya yang melengking agak mengganggu suasana. Yang lain mulai menyahut ringan .. Berisik tauuu...
Ayo ah... setengah jam lagi. Saya berusaha mengingatkan mereka tentang arti sebuah deadline.” Buuu... ngantuk..”, Atun mengeluh santai... Idih, kok sempet sih ngantuk , kurang susah kali ya soalnya..
Suara Justien Bieber mulai menyeruak. Bibir anak-anak mulai ikut mengikuti si Bieber. ... “Ayo konsentrasi lagi”... saya mengingatkan kembali.
“Ayo... ayo ... gue mau bikin AJP”,... Resti mulai bersemangat. Yang lain sepertinya juga ada yang sudah mulai AJP.
“Eeeh... jangan ikut-ikutan nyanyi doong...”... Mangesti mulai teriak lagi, “Berisik ah, ga kedengeran JBnya...”.. Atun mulai protes, ..”suka-suka gue dooong”.
Mereka mulai mengatur diri masing-masing. Lama-lama lagunya berhenti. Mungkin sudah merasa tidak konsentrasi. Suasana hening kembali,
“Kok lagunya berhenti siih”, Dina mengoreksi keadaan. Lagu kembali terdengar.
Beberapa kali Fathin menghampiri saya. “Bu, betul ga begini ?”.. saya melirik lembar jawabannya..Saya memonyongkan bibir tanda setuju. Fathin kembali duduk sambil tersenyum bahagia.
“Lapeer tauuu..”, sekarang Resti yang meradang.
Yusran dan Dicky tak bergeming. Hanya memandangi teman-temannya yang kepusingan. Kok bisa sih, tanpa mengerjakan apa-apa.
Beberapa anak membentuk paduan suara.
Fathin kembali menghampiri. “Nomor dua gimana bu ?”. Saya mengambil lembar soal dari tangannya. “Dihitung dulu berapa penjualan bersihnya”. Fathin menimbang-nimbang soal itu. Mulutnya sedikit bergumam..Mmmm... begitu ya..
Azan Dzuhur terdengar. Alhamdulillah. Saya mau sholat dulu ah. Suatu ketika saya ingin menulis tentang pelajaran saya di Pesantren Al Ittifaq Ciwidey Bandung. Tentang pentingnya sholat tepat waktu.
Beberapa menit lagi jam belajar akan habis. Saya tak boleh berhenti terus menyemangati mereka. Mereka harus memahami pentingnya belajar. Karena tidak tahu, siapa yang akan jadi apa nantinya. Tetapi minimal, karena mereka sudah belajar, mereka punya bekal untuk menjadi bijaksana. Good Luck ya.

Tidak ada komentar: