Rabu, 20 April 2011

Catatan Kecil Seorang Ibu

Dilema kehidupan (10 Juni 2009)

Aku seorang ibu dengan anak hampir empat.

Masih tak tega dengan satu balita yang dititipkan di pembantu, maka aku titipkan dia di SPB (Sarana Penitipan Balita) di tempatku bekerja.
Alih-alih agar tidak jadi "anak pembantu".
Tapi tetap saja kan... dia tidak dalam asuhanku sepanjang siang. Aku merasa bersalah, tentunya.

Sore hari, aku capek dong pulang kerja...
Aku tak lagi sempat bercanda sebanyak yang anak-anakku mau.

Kadang ocehannya kadang terdengar berisik sekali... padahal mereka minta perhatian aku.
Kadang sikap manjanya terasa sangat menyebalkan... padahal kepada siapa seharusnya mereka bermanja kalau bukan ke aku ibunya...

Aaah...
menjeritlah batinku...
Ini masih tentang satu balita...

Dua lagi, aku titipkan di sekolah full day yang pulang jam 4.
Tega ga sih ?

Satu di TK. satu di SD.
Aku masih berharap mereka menikmati masa sekolahnya. Tapi entahlah, hanya mereka yang tahu...

Yang TK, juga sekolah full day.
mmh... benarkah tindakanku menyekolahkan anak TK di full day school ?

Tapi aku punya pembelaan.
Ini masalah perjuangan hidup.
Mereka harus mandiri. Tidak harus aku menemani mereka dengan keberadaanku.

Aku adalah orang yang penuh semangat. Berdedikasi tinggi. Bercita-cita tinggi. Pekerja keras. Dan aku ingin mereka tahu begitulah cara menghadapi hidup yang ditempuh aku, ibunya.
Aku telah berusaha sekuat tenaga mendampingi bapaknya menemani mereka dengan semangat tinggi.
Kami berharap semangat ini tertanam pada mereka. Bahwa hidup itu penuh perjuangan. Bahwa perjuangan itu adalah proses. Bahwa dengan perjuangan itulah kami mendidik mereka. Bahwa dengan perjuangan itulah kami mencintai mereka.

Kami hanya guru. Dengan gaji yang semua orang tahu. Tapi kami harus mampu membuat mereka berderajat tinggi. Maka inilah perjuangan kami, nak.

Sekolahlah di tempat yang baik. Apa yang ibu bapakmu lakukan itu punya alasan.

Jangan terlindas jaman. Jadilah pejuang sejati.

Ibumu ini masih belajar jadi ibu yang baik. Dalam lelah di pagi, siang, dan sore hari, ibu masih harus belajar membagi diri, bahwa ibu adalah seorang ibu untuk kalian.

Berdoalah untuk ibumu ini nak... bahwa ibu akan jadi ibu sejatinya seorang ibu buat kalian , walaupun cara yang ditempuh para ibu itu berbeda.

Jadilah anak-anak ibu yang penuh bakti dan kasih sayang. Kalianlah investasi ibu dan bapak.

Mungkin banyak hal nanti yang akan membelajarkan kita semua, nak.

Maafkan ibu ya...
Ibu mencintai kalian ...

Tidak ada komentar: